Kata "Tak ijo royo-royo" itu mangandung arti : di buat tumbuh subur dan berkembang dengan daunnya hijau segar penuh keteduhan. Dan dapat membawa manfaat bagi insan lainnya.
Maksud diatas nampaknya menekankan "Penampilan" tentang pribadi seorang muslim yang sesunggugnya. Dimana jiwa seorang muslim itu, senantiasa memancarkan cahaya yang menyenangkan dan penuh penuh kepesonaan (wibawa).
Maksud diatas nampaknya menekankan "Penampilan" tentang pribadi seorang muslim yang sesunggugnya. Dimana jiwa seorang muslim itu, senantiasa memancarkan cahaya yang menyenangkan dan penuh penuh kepesonaan (wibawa).
Semua itu terwujud, karena tingkah laku yang dicerminkannya selalu baik dan sesuai dengan tuntunan yang ada, dan sudah menjadi kehendak-Nya. Itulah faktor utama yang membuat tumbuhan yang di tanam dalam Iman, akan tumbuh subur dan terlihat segar bugar, terlebih lagi menghasilkan buah yang membuat insan lainnya ingin merasakan kesegaran buah yang di hasilkan tersebut.
Itulah salah satu ciri dari manusia yang sehat jasmani dan rohaninya. Karena benih "Iman" yang di tanam oleh Allah selalu di rawat dan di jaga dengan baik.
Dengan demikian benih "Iman" itu juga akan tumbuh dengan baik pula dan akan menghasilkan buah ketenangan dan ketentraman.
"Tak ijo royo-royo" itu merupakan cermin lambang tanaman yang subur, yang memiliki daun hijau segar yang berupa amalan-amalan yang membuat insan lainnya merasa damai.
Pengayoman daun hijau segar dan subur senantiasa dibutuhkan setiap insan untuk keteduhan hati dalam menyambut makna cerita hidup.
Jadi "Tak iji royo-royo" mengandung maksud : benih iman seseorang yang dirawat dengan baik akan menghasilkan seorang muslim yang baik pula. Iman yang baik seperti yang di gambarkan dengan "Tak ijo royo-royo" tadi, harus selalu dijaga dan dirawat dengan sebaik mungkin, tanpa ada rasa jenuh dan bosan, agar Iman yang tumbuh pada diri insan akan terlihat subur dan segar.
Tumbuh dan berkembang dengan "Hijau royo-royo" itu merupakan perbuatan yang baik, menghalau semua hama-hama tanaman. Atau menghalau nafsu-nafsu yang menjadi penghaang terbentuknya iman pada diri insan. Tumbuhan yang dimakan hama (seperti ular, belalang, wereng dan sebagainya) mati dengan sia-sia, atau paling tidak akan rusak dan tak akan terlihat "Hijau royo-royo" lagi, dan siapapun yang melihatnya, tak akan tertarik lagi. Dan tumnbuhan itu akan terabaikan dan terbuang sia-sia.
Demikian juga dengan Tumbuhan Iman yang tertanam pada diri setiap insan, seharusnya bisa di jaga dengan sebaik mungkin, agar "Iman" pribadi muslim yang di miliki tetap bersemi dan tetap bisa menyambut akan cahaya karunia yang dilimpahkan-Nya.
Adapun yang dimaksud "Hama" yang menyerang tanaman "Iman" dalam diri insan itu adalah, tindak kemungkaran, seperti : berzina, mencuri, minum-minuman keras dan lain sebagainya, yang di larang oleh Allah swt.
Sebagai insan yang memiliki kepribadian dan yang memiliki kesempurnaan hidup, sudah seharusnya dapat menghalau dan memberantas segala "hama" yang menyerang tanaman "Iman" yang ada pada diri setiap insan. Agar tanaman "Iman" yang dimilikinya tetap terlihat, subur, segar dan tetap "Hijau royo-royo" dengan penuh keindahannya. Sehingga kita menjadi muslim yang akan berbahagia, demi menyambut datangnya kebahagiaan yang tercermin dalam lembaran baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar