- Motivasi - "Cara terbaik untuk menghargai kejadian yang hadir menerpa, hanya dengan menikmatinya tanpa memiliki penilaian negatif" .. Pujangga Giras - Cak Dion's Lapendoz - Pujangga Giras

<< Hargai karya orang lain, "NO - PLAGIAT" >>

Selasa, 06 September 2011

SENYUM NABI KETIKA MENGENALI HINDUN

Jika kita tengok sejarah kehidupan Nabi Muhammad Rasulullah SAW, tentu kita teringat pula dengan sosok perempuna yang satu ini. Kiprahnya dalam dunia kejahatan terhadap kaum Muslimin setara dengan kejahatan suaminya, Abu Sufyan bin Harb. Dialah Hindun binti Uthbah. Mungkin tidak melalui tenaga dan pikiran Hindun Hindun hampir tiap hari berkeliling untuk memprovokasi perempuan-permpuan Quraisy untuk memusuhi Islam.
Akan tetapi, kejahatan yang paling sadis dan paling dikenal dalam sejarah Islam ialah ketika ia membedah jantung HAMZAH, korban Perang Uhud dan memamah-mamah jantung dan hatinya.

Ketika Allah memenuhi janji-Nya untuk memenangkan kaum Muslimin dalam Fathu Mekah, tidak ada seorang pun dari penduduk Mekah kecuali mereka masuk Islam. Yang masih kerap bertahan dengan kekafirannya melarikan diri entah kemana karena takut pembalasan dendam dari kaum muslimin.
Penaklukan Kota Mekah oleh kaum Muslimin yang terjadi pada tahun kedelapan Hijriyah berlangsung mulus tanpa pertumpahan darah.
Sebab, ketika melihat keagungan pasukan Muslimin, orang-orang kafir Quraisy merasa ketakutan dengan sendirinya.
Mereka baru mengetahui kehebatan pasukan Islam yang membawa kebenaran. Sebab itulah mereka tidak punya pilihan lain kecuali menyerah dan masuk Islam.

Akhirnya, mereka berbondong-bondong menghadap Rasulullah SAW. untuk menyatakan masuk Islam serta bersumpah setia kepada beliau. beramai-ramai mereka berbaiat kepada Rasulullah SAW yang ketika itu berada di Shafa.
Sementara itu, Umar Ibnu Khathab berada di dekat beliau, memegang tangan orang-orang yang berbaiat. Mereka menyatakan sumpah setia kepada Rasulullah SAW. untuk taat dan tunduk terhadap ajaran agama Islam.
Di dalam kitab Al-Madarik diriwayatkan sebagai berikut. Rasulullah SAW membaiata kaum laki-laki dengan memegang tangan mereka (bersalaman), dan beliau membaiat kaum perempuan dengan tidak memegang tangan mereka.
Sebab, Rasulullah SAW. tidak bersentuhan dengan perempuan yang bukan muhrimnya. beliau membaiat para perempuan itu untuk tunduk kepada perintah beliau dan menyampaikan papapun yang berasal dari beliau.

Pada saat baiatberlagsung, diam-diam muncullah Hindun binti Uthbah dalam mejelis itu. Ia datang dengan sembunyi-sembunyi karena masih merasa takut kehadirannya akan di ketahui oleh Rasulullah SAW. Hindun menghindari bertemu muka dengan Rasulullah SAW. karena teringat akan kejahatannya yang menyayat-nyayat tubuh Hamzah, paman Rasulullah SAW dalam perang Uhud.
Setelah orang yang hendak di baiat berkumpul semua, Rasulullah SAW. berkata, "Aku membaiat kalian untuk tidak menyekutukan sesuatu apa pun kepada Allah".
Selanjutnya Umar mengulang membaiat mereka untuk tidak menyekutukan sesuatu apa pun kepada Allah. Rasulullah SAW. lintas berkata lagi, "mereka tidak mencuri".

Tiba-tiba Hindun muncul dan berkata, "Sesungguhnya Abu Sufyan ialah orang yang kikir. Bagaimana jika aku mengambil sedikit dari hartanya ??" Abu Sufyan yang mendengar ucapan Istrinya langsung berkata. 'Apa yang engkau ambil semuanya halal bagimu".
Ketika mendengar ucapan suami isteri yang baru saja bertobat itu, Rasulullah mengembangkan senyumannya. Dari situlah beliau mengenali siapa perempuan yang menyela baiatnya tadi. Maka teringatlah Rasulullah SAW dengan perbuatannya memamah jantung hati pamannya.
Beliau lantas bertanya, "Benarkah engkau yang bernama Hindun ?!?".
Hindun menjawab, "Benar, akulah perempuan yang bernama Hindun". lalu ia berkata lagi, "Wahai Nabi Allah, Ampunilah kesalahanku yang telah lampau. Niscaya Allah akan mengampunimu pula".

Tanpa mengomentari ucapan Hindun, Rasulullah meneruskan baiatnya, "mereka tidak boleh berzina". Hindun lantas bertanya, 'Apakah ada perempuan merdeka yang berzina ?!?". Rasulullah SAW melanjutkan, "Mereka tidak boleh membunuh anak-anak". Hindin berkata, "Kamilah yang mengasuh mereka. Tetapi, setelah mereka besar, kalianlah yang membunuhnya".
Saat mendengar kelakar Hindun yang kedengarannya lucu itu, sahabat Umar tertawa terpingkal-pingkal sampai badannya terguncang karena merasa geli mendengarnya. Sedangkan Rasulullah SAW hanya tersenyum. Kita tahu bahwa anak Hindun yang bernama Hanzahalah mati terbunuh dalam Peran Badar.

Rasulullah SAW bersabda, "Mereka tidak boleh berbuat dusta". Lagi-lagi Hindun mengomentari, "Demi Allah, dusta adalah perkara yang amat buruk, sedangkan engkau tidak menyuruh kami kecuali kepada petunjuk dan akhlak mulia".
Rasulullah SAW bersabda lagi, "Mereka tidak boleh mendurhakai aku dalam perkara yang makruf".
"Demi Allah !! kami tidak duduk di tempat ini, sedangkan di dalam relung hati kami ada niat untuk mendurhakai engkau". Ujar Hindun lagi.
Setelah selesai berbaiat, Hindun pulang kembali ke rumahnya. Di rumahnya ia merobohkan semua patung-patung yang dulunya ia sembah-sembah. Dengan kemarahan yang meluap ia berkata dengan keras, "Dulu kami terpedaya olehmu".
Rasulullah SAW. tersenyum karena mendengar perkataan Hindun yang bernada kesal namun jenaka, sehingga Umar yang mendengarnya juga turut tertawa terpingkal-pingkal sampai badannya terlentang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar