- Motivasi - "Cara terbaik untuk menghargai kejadian yang hadir menerpa, hanya dengan menikmatinya tanpa memiliki penilaian negatif" .. Pujangga Giras - Cak Dion's Lapendoz - Pujangga Giras

<< Hargai karya orang lain, "NO - PLAGIAT" >>

Selasa, 06 September 2011

SENYUM NABI KARENA ULAH NU'AIMAN

NU'AIMAN bin Amru, salah seorang sahabat Anshar yang sering sekali mengerjai teman-temannya dan para sahabat lain. Karena sering mengerjai orang, dia juga sering dikerjai sahabat-sahabat Rasulullah SAW yang lain.
Demikian halnya dengan Rasulullah SAW. Beliau sering dikerjai oleh Nu'aiman dan menjadi sasaran langsung lelucon mereka, karena mereka tahu kalau Rasulullah itu bukanlah pendendam dan beliau tidak akan marah dengan ulah merekah. Dan mungkin justru beliau menyukai lelucon itu dan bisa tersenyum geli melihat tingkah laku mereka.

Nu'aiman bin Amru merupakan salah seorang sahabat yang sering mengerjai Rasulullah SAW dan menjadikan beliau sebagai bahan leluconnya. Hal ini berarti keakraban dan keramahan Rasulullah SAW dengan para sahabatnya sangat terjaga, sekaligus membuktikan bahwa beliau dapat menerima lelucon tersebut.
Suatu ketika Rasulullah sedang berada di masjid, ada seorang badui yang datang menemui Rasulullah di dalam masjid. Beberapa sahabat beliau ada yang melihat kedatangan orang badui tersebut. Maka timbul keisengan untuk memakai tangan tangan Nu'aiman dalam mengerjai Rasulullah.

Mereka segera berkata kepada Nu'aiman yang kebetulan sedang bersama mereka. Kata mereka, "Wahai Nu'aiman, bagaimana kalau kau sembelih saja unta badui itu, kemudian dagingnya kita makan bersama-sama ?!? Sebab kita sudah lama tidak makan daging unta. Nanti biar saja Rasulullah SAW yang membayar harganya". Tanpa pikir panjang, Nu'aiman pun menyetujui saja usulan teman-temannya itu tanpa memandang bahwa yang hendak di permainkan adalah Rasulullah, Nabi junjungan mereka. Maka di sembelilah unta itu.

Ketika orang Badui itu keluar dari masjid, alangkah terkejutnya dia melihat untanya sudah terkapar tak berdaya di tanah. Darah segar masih berceceran di sekitarnya. Seketika itu ia berteriak, "Ya Muhammad, untaku telah disembelih orang".
Rasulullah SAW terkejut sekali ketika mendengar teriakan orang Badui itu. Langsung saja beliau keluar dari masjid. Di halaman masjid terlihat oleh beliau unta yang sudah mati disembelih, serta orang Badui yang sedang berdiri kebingungan. Maka, beliau segera bertanya kepada para sahabatnya, "Siapa yang melakukan penyembelihan unta orang badui ini ?!?".
Mereka menjawab, "Nu'aiman, ya Rasulullah !?! Kini ia sedang bersembunyi karena takut pada engkau".
Seketika itu pula, beliau segera mencari Nu'aiman yang tengah bersembunyi dengan mengikuti jejak-jejak kakinya. Jejak kakinya menunjukkan bahwa Nu'aiman bersembunyi di sekitar rumah Zubair bin Abdul Muththalib. Dan benarlah dugaan Rasulullah.
Rupanya Nu'aiman bersembunyi di sekitar rumah tersebut. Ia masuk ke sebuah lubang yang pintunya ditutupi dengan pelepah daun kurma.

Karena tahu bahwa Rasulullah saw. Mencari Nu'aiman, seorang warga yang melihatnya mengatakan, "Aku tidak melihatnya, ya Rasulullah !?! Tetapi, jari telunjuknya diarahkan ke tempat bersembunyian Nu'aiman.
Bergegas Rasulullah SAW menuju tempat persembunyian Nu'aiman. Disana beliau mendapat Nu'aiman berada dalam lubang. Kemudian beliau mengeluarkan Nu'aiman dan dari dalam lubang tersebut dan membersihkan wajah Nu'aiman yang berlumuran tanah.
Setelah membersihkan wajah Nu'aiman, beliau bertanya, "Apa yang mendorongmu untuk berbuat begitu, wahai Nu'aiman ?!?". Nu'aiman menjawab, "Yang memberitahukan Rasulullah itulah orang-orang yang menyuruh aku menyembelih unta badui tersebut. Bahkan, mereka mengatakan bahwa engkaulah nantinya yang akan membayar harga unta tersebut".

Rasulullah tersenyum geli mendengar alasan Nu'aiman. Setelah itu, kemudian beliau membayar ganti rugi pada pemilik unta tersebut. Seperti itulah ulah sahabat Rasulullah yang satu ini. Betapa repotnya terkadang Rasulullah meladeni tingkah laku para sahabatnya yang usil. Seperti yang dilakukan Nu'aiman, gara-gara kelakuannya, beliau harus rela mengeluarkan uang ganti rugi unta orang badui itu.
Meskipun demikian, Nu'aiman tetaplah sahabat yang tingkah lakunya konyol. Dan Rasulullah pun tetap membutuhkan lawakan dari Nu'aiman. Terkadang beliau berkata, "Pendengarkan kepada kami lelucon-leluconmu, hai Nu'aiman !?!".
Nu'aiman juga sering datang kepada Rasulullah saw. dan mengucapkan kata-kata yang membangkitkan senyum beliau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar