Kasunyatan dalam mengarungi samudra hidup, merupaka wujud wawasan
pembelajaran yang bermakna, tiada kesia-siaan apabila insan mau
menggalinya dengan kesadaran pada dirinya.
Disetiap rintisan wawasan
yang terpancar, sudah semestinya mengiringi langkah setiap insan yang
menitih langkah hidup. Dan dengan adanya wawasan itu pula, seharusnya
insan lebih tahu akan kedudukan dirinya.
pada dasarnya wawasan itu
teswujud dan ada, hanya demi untuk menjadilan diri insan itu agar lebih
mantang dalam menghadapi segala tantangan ada, Dan bukan sebaliknya yang
menjadikan diri insan mundur dari kodratnya.
Wawasan yang ada
dan sudah di tetapkan, sebenarnya selalu mengiringi ayunan langkah yang
di tempuh oleh setiap insan tanpa terkecuali.
Karena dengan adanya
wawasan yang terpetik disela rasa, insan akan melangkah dengan pasti,
tanpa ada rasa takut yang membuatnya salah langkah.
Dengan adanya wawasan itu, sudah seharusnya menjadi tameng pengendalian diri yang diandalkan.
Agar bentuk aral apa saja, halangan ataupun tantangan yang dilewatinya, bisa dìtempuhnya dengan lapang dada.
Dengan hadirnya tantangan ataupun penghalang yang menghambat langkah,
sudah semestinya menjadikan diri mereka semakin kuat dan tegar, karena
pelindung yang mereka dapatkan dari wawasan itu, merupakan wujud dari
kepribadian mawas diri yang amat mendalam.
Disaat insan
berjalan melewati hamparan yang sudah ditetapkan. Sudah pasti
pembelajaran demi pembelajaran akan segera mereka dapatkan dan mereka
rasakan.
Menerima serta memaknai pembelajaran demi pembelajaran yang mereka peroleh.
Sesungguhnya amatlah sulit diraih maupun di terima dengan penalaran
nyata, karena kesemuanya membutuhkan kejelihan dalam mengupas perenungan
yang amat panjang. Tidak sedikit insan yang mengalami kegagalan dalam
melewati kaedah yang mereka hadapi. Dan tidak sedikit pula yang dapat
melewatinya walau agak berat saat melangkah.
Untuk itu .. !?! ..
Bersyukurlah bagi mereka yang bisa menempuh jalur hidup yang
sesungguhnya. Dimana mereka senantiasa berpegang teguh dengan titah yang
menjadi landasan dalam memupuk ketegaran dalam jiwa.
Himpitan dan
gencetan permasalahan atau problema yang mereka alami, tidak menjadikan
mereka jera atau menyusutkan semangat yang terkukuh diantara benih yang
berbaur, serta senantiasa tertanam dalam jiwa dan rasanya.
Mereka yang mengalami derahan itu, pasti akan semakin tegar dan kuat, apablila mereka dapat menerimanya dengan lapang dada.
Dan sesuatu yang membuat mereka tersandung saat berjalan, bukan
dijadikan sebagai beban yang menghempaskan semangatnya. Tapi di jadikan
pembelajaran yang berharga demi rintisan langkah baru yang akan mereka
tempuh.
Kehati-hatian dalam kewaspadaan justru akan mereka dapat
dengan sendirinya. Dan mereka akan leluasa melangkah tanpa ada rasa
takut yang menyelimuti semangat dalam jiwanya.
Betapa indahnya hidup ini,bila rona-rona rintisan jalur hidup yang ditempuh bisa bercermin diri mengikuti symbol dari ikan ..
Betapa nikmatnya hari-hari yang di lewati, bila kesemuanya bisa dirasakan dalam pancaran mawas diri ..
Pada diri sang Ikan, dia selalu bisa menjaga dirinya, dan dia tidak
pernah mengeluh ataupun putus asa, walau sesungguhnya dia hidup di air
jernih atau keruh .. Entah itu dilaut yang terasa asin, di air tawar, di
air sungai maupun di tempat lain yang terasa dan berbau amat menyengat
..
Dia tetap bebas, semangatnya tetap berkobar tanpa ada ganjalan yang membuat dia lemah.
Dia tidak pernah menolak atau menentanh apb yang sudah menjadi
kodratnya. Dia selalu menerima makan makanan atau minum minuman dari
mana dia berada, dan itu membuat pertumbuhannya makin nyata dan tidak
mempengaruhi kondisi dia yang sesungguhnya.
Hal ini tak jauh
dari wujud insan yang mau menerima kodratnya, dan tak pernah mengeluh
serta pasrah dan ikhlas dengan apa-apa yang sudah ditetapkan atas
dirinya.
Bagi insan yang mau menerima apa adanya (nerimo ing pandum)
tentang jalur hidup yang sudah ditetapkan seperti halnya yang
dicerminkan pada diri sang ikan, sudah seharusnya dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya.
Karena hal ini secara tidak langsung, akan membuat diri insan lebih matang dan lebih kuat.
Karena yang terlintas dibenak yang terpancar pada dirinya. Hanyalah
amanah yang harus di tempuh dengan sebaik-baiknya. Yang terpampang dalam
niatnya, bagaimana mereka bisa membingkiskan yang terbaik dari apa yang
sudah di amanahkannya.
Sang ikan, juga tetap membingkiskan yang terbaik buat dirinya dan juga pada insan yang mau menikmatinya.
Walau dia menetap dan tinggal untuk hidup di tempat yang tidak
memungkinkan, tapi dia tetap membingkiskan yang terbaik, hal ini
terbukti rasa dagingnya yang terasa tawar walau dimanapun dia tinggal.
Hal ini terbukti, Lingkungan dimana dia tinggal tetap saja tidak bisa
menpengaruhinya. Padahal bila direnungkan dengan logika. Lingkungan juga
amat berpengaruh banyak atas pertumbuhannya.
Tidak ada beda pada diri insan yang mememiliki kesempurnaan, memiliki daya nalar serta memiliki akal dan pikiran.
Bahwa meskipun kita hidup di tengah-tengah lingkungan asin dan penuh liku pahit dalam menyambut hidup.
Namun usahakan, agar jiwa kita dapat tetap bersih terjaga serta terawat ..
Tentu saja semua itu tak lepas dari faktor jati diri .. Dan kesemuanya
sudah pasti tergantung dari diri insan itu sendiri .. Dapat di pengaruhi
oleh lingkungan tersebut atau tidak ..
mantaappp cak,,
BalasHapusbetapa kita harus selalu eling, sadar diri,thanks atas share nya , smoga bnyak manfaat dipetik dari ulasan ini,,
salam santun penuh rasa kekeluargaan selalu