GEgemane Lelaku kudu sing wASpodo ..
Pada dasarnya, gelas itu berfungsi sebagai tempat untuk menampung sesuatu yang akan diminum. Dan apa saja yang akan di tampung, entah jamu, sirup, air ataupun racun. Kesemuanya itu tergantung dari diri si pemegang atau dari insan yang menjadi pemiliknya.
Soal resiko atau imbas yang akan menjilma atau yang akan diterima pada diri insn, itu juga tercermin dari bias niat dalam memutuskan pilihan yang insan kehendaki. Karena kesemuanya itu, sebenarnya sudah menjadi hak paten dari kehendak diri insan juga. Dan tentang insan lain yang menjadi penunjang bukanlah peran mutlak dari imbas yang akan terjadi, karena insan lain hanya merupakan rintisan dalam mengambil sikap dan keputusan.
Demikian juga yang tercermin pada wahana diri insan. Dimana diri insan itu ibarat wadah tempat penampungan dari apa yang sudah di rumuskan dan dianjurkan oleh Nya. Dan tentang apa-apa yang memenuhi ruang penampungan, itu juga tergantung dari diri insan itu sendiri. Insan yang di beri amanah dan mengupas perjunagan yang ada. Karena tidak ada siapapun yang mampu atau yang dapat mengisi wadah yang ada, kecuali insan itu sendiri.
Memang penawaran berbagai aneka ragam sering terbias dari insan lain. Tapi keputusan mutlak dalam penuangan isi dalam wadah tersebut, tetaplah diri insan itu yang menjadi penentu utama.
Bila sudah di amanahkan apa-apa yg seharusnya dilakukan oleh insan.
Apakah insan tetap memegang atau melepaskannya .. ?!? ..
Apakah insan tetap menyimak atau membiarkannya .. !?! ..
Apakah hal itu tetap menjadi pedoman ataukah mengabaikannya .. !?! ..
Hal inilah yang selalu menjadi perumusan insan dalam menentukan langkah, agar wadah yang di sudah menjadi amanahnya berfungsi sesuai ketetapan yang sudah tergelar.
Dalam mengupas perenungan diri dalam menggapai jalan kedepan, dimana hamparan jalan yang terbentang senantiasa menunai cahaya nikmat yang tak bisa di jabarkan dengan kata-kata atau ungkapan. Sudah semestinya insan harus tetap memegang teguh amanah yang di embannya .. !?! ..
Melaksanakan rumusan titah dengan kesadaran secara ikhlas, tanpa merasa di bebani dengan amanah yang tergelar .. !?! ..
Dan tidak selayaknya insan melepas atau mengabaikan begitu saja dengan amanah yang menjadi baju kebesarannya. Ataupun membiarkan saja hingga menjadi tak berguna .. Dan cuma hanya dijadikan hiasan atau pajangan semata. Tanpa dirawat dan dijaga, hanya dijadikan persinggahan debu yang bercampur karat.
Rintisan perenungan disela kupasan yang menjadi titah dariNya. Sudah seharusnya dilakukan dengan semangat kepasrahan.
Dan dilaksanakan dengan sepenuh jiwa melalui pencerminan nyata. Dalam menggapai resapan makna yang terkandung di dalammya.
Walau demikian, walaupun rumusan sudah gamblang dan sudah beredar dengan jelas, dan sudah mewujudkan seulas petunjuk yang sudah singgah diantara keping asa. Tetaplah insan harus mencurahkan kesadaran dalam jiwa. Agar apa-apa yang sudah insan urai dalam langkah hidup, bisa menjadi pembelajaran yang bermakna.
Bila insan kurang awas ataupun kurang waspada (erat/seret) memegang gelas atau memegang titah yang tertuang dalam wadah pada dirinya. Otomatis gelas atau wadah itu akan merosot dan akan jatuh .. Demikian juga halnya dg insan yg kurang awas dan waspada memegang dan menjaga amanah dariNya, serta mengabaikan akan semua apa yang dititahkanNya. Sudah pasti insan yang demikian akan jatuh dan terjebak dalam kesemuan.
Gelas yang merosot dan jatuh dan sudah pasti akan PECAH ..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar