- Motivasi - "Cara terbaik untuk menghargai kejadian yang hadir menerpa, hanya dengan menikmatinya tanpa memiliki penilaian negatif" .. Pujangga Giras - Cak Dion's Lapendoz - Pujangga Giras

<< Hargai karya orang lain, "NO - PLAGIAT" >>

Jumat, 06 Mei 2011

SENYUM NABI BERSAMA UMMU AIMAN

UMMU Aiman ialah perempuan yang mempunyai kedudukan khusus di hati Rasulullah SAW. Beliau telah menganggapnya sebagaa ibunya sendiri. Oleh karena itu, beliau pernah mengeluarkan sabda-sabdanya tentang kedudukan ummu Aiman di hati beliau.

Diantara sabda-sabda belaiu mengenai Ummu Aiman ialah,
"Dia sisa anggota keluargaku".
"Ummu Aiman adalah ibuku setelah ibuku".
"Barang siapa merasa senang menikah perempuan ahli surga, hendajnya menikahi Ummu Aiman".
Lebih dari itu, pada setiap kesempatan, apabila beliau melihat atau sedang berbicara dengannya, beliau selalu memanggilnya dengan panggilan "Wahai ibuku". Beliau selalu siap mendengarkan ceritanya, berlemah lembut, serta bercanda dengannya.

Pernah di perang Hunain, Rasulullah SAW mendengar do'a Ummu Aiman dengan gaya bahasa asing yang keliru, "Semoga Allah memotong kaki kalian". Saat mendengar do'a Ummu Aiman salah, Rasulullah SAW menghampirinya dan mencadainya, "Diamlah wahai Ummu Aiman, karena engkau termasuk orang yang berlidah keluh".

Demikian, memang Rasulullah SAW sering bercanda dengan Ummu Aiman. Meskipun itu di tengah peperangan dengan ringkikan kuda yang ketakuatan dan desingan anak panah yang berseliweran, jika Ummu Aiman mengatakan sesuatu, beliau siap mendengarkannya.
Terkadang pula dengan candaannya Rasulullah SAW melontarkan kata-kata yang sepintas lalu tampak menyalahi atau melecehkan, padahal apa yang beliau katakan memang hal ytang sebenarnya. Bagi orang yang mendengarkannya dengan tanpa dipikir dahulu, pasti ia akan mudah terpancing untuk membantahnya.
Namun setelah dijelaskan maksud perkataan beliau itu, biasanya mereka akan tersipu malu oleh sikap mereka sendiri.

Suatu ketika, Ummu Aiman Al-Habasyiyyah datang kepada Rasulullah SAW sambil berkat, "Ya Rasulullah, suamiku ingin mengundangmu datang ke rumah". Saat melihat kedatangan Ummu Aiman yang sudah dianggap ibunya sendiri, Rasulullah mencandainya, "Siapa suamimu itu ?!? Apakah yang ada putih-putih dimatanya".  Jawab Ummu Aiman, "Tidak, mata suamiku biasa saja. Tidak ada putih-putihnya kedua matanay". Beliau berkata lagi. "Engaku keliru, Kedua mata suamimu itu ada putih-putihnya" Namun, Ummu Aiman tetap mengotot dengan berkata, "Tidak, Ya Rasulullah !?! Tidak ada putih-putihnya pada kedua mata suamiku".

Karena mendengar bantahan tersebut, Rasulullah SAW hanya tersenyum. Selanjutnya beliau berkata, "Setiap mata itu pasti ada putihnya bukan ?!?" Maka sadarlah Ummu Aiman bahwa dirinya baru saja terjebak dalam candaan Rasulullah SAW. Maka ia hanya bisa tersenyum malu.

Dalam versi yang lain diceritakan bahwa perampuan yang datang kepada Rasulullah itu bukanlah Ummu Aiman, melainkan istri salah seorang sahabat beliau. Suatu ketika ada seorang perempuan datang ke majelis yang dipimpin oleh Rasulullah SAW. dengan tujuan untuk menanyakan suaminya. Ketika melihat perempuan itu datang menghadap, Rasulullah SAW bertanya kepadanya, "siapakah yang kau cari". Perempuan itu menjawab, "Aku mencari suamiku, Ya Rasulullah". Kemudian Rasulullah SAW bertanya, "Apakah suamimu yang di matanya ada putih-putihnya".

Bingung juga perempuan itu mendengar perkataan Rasulullah SAW. Maka, ia segera pulang dan bertemu suaminya di rumah. Dihadapan suaminya, tak henti-hentinya ia memandang wajah suaminya serta mengawasi kdua biji matanya. Melihat tingkah laku istrinya yang agak aneh itu, suaminya pun menjadi heran lalu bertanya, "Apa sebenarnya yang kamu cari dimataku, dengan tingkah lakumu yang agak aneh ini ?!?".
Istrinya menjawab, "Apakah di matamu ada putih-putihnya atau tidak". Saat mendengar jawaban istrinya, suaminya lantas berkata, "AAAhh .. kamu ini memang bodoh, bukankah setiap mata itu ada putih-putihnya".
Barulah perempuan itu sadar akan kekeliruannya dalam mendebat Rasulullah SAW. ia juga menyadari kalau perkataan beliau tersebut hanyalah senda gurau belaka.

Akan halnya dengan Ummu Aiman, ia termasuk perempuan yang cukup menonjol kisahnya dalam sejarah Islam, terutama yang meriwayatkan kehidupan Rasulullah SAW. Ia pernah meriwayatkan lima hadits secara langsung dari Rasulullah SAW. Kelima hadits tersebut diriwayatkan oleh Anas bin Malik, Hanasy bin Abdullah, Ash Shan'ani, dan Abu Yazid Ai-Madani, langsung darinya. Sedangkan mengenai wafatnya Ummu Aiman, Adz-Dzahabi dan Ibnu Hajar Rahimahullah mengatakan, "Ia meninggal lima bulan setelah Rasulullah wafat". Semoga Allah meridhai Ummu Aiman.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar