MATAHARI PETUNJUK ALLAH YANG KE ENAM

Keikhlasan dalam pencerminan bias sinar sang surya amatlah terasa, dia senantiasa menerangi seisi bumi tanpa ada perbedaan yang dapat membatasinya. Selagi dapat terjangkau, sang surya pasti akan membiaskan cahayanya. Dan sang surya tidak segan-segan memberikan kehangatan serta energi pada yang diterangi.

Tanpa disadari, sinar yang di pancarkan melalui keikhlasannya, hawa kemurniannya senantiasa mengandung manfaat yang tak terhingga, dimana disetiap rambatan sinar yang ditimbulkan, seakan menciptakan kebugaran dalam menggali semangat.

Inilah wujud kepedulian yang tidak dapat dinalar ataupun dijabarkan melalui logika pemikiran yang sempit, karena semua yang tercurah itu tak lebih dari pembelajaran yang paling berharga.
Sang matahari, tidak akan pernah berhenti memberkan penerangan dalam kehangatan, dia selalu konsekwen dengan amanah yang menjadi bebannya. Dia juga senantiasa hadir tepat pada waktunya, tanpa harus mengulur atau mempercepat waktu yang telah di tentukan.

Walau kehadirannya hanya di waktu pagi sampai menjelang sore, akan tetapi benih makna kupasan dalam cerita yang di bingkiskan pada kehidupan sungguh amat berkesan, sang matahari membingkiskan yang terbaik selagi ada waktu yang membatasinya. Dan dia senantiasa tak menyia-nyiakan waktu atau kesempatan yang ada.

Dalam cerminan makna ini ..
Apakah insan yang semenjak terlahir diberikan kesempurnsaan bisa mewujudkan sifat-sifat yang dicurahkan oleh sang matahari .. !?! ..
Bisakah insan yang di berikan wadah untuk menampung pengayoman bisa memberikan kenyamanan dan kehangatan pada sesamanya .. !?! ..
Masih adakah setetes keikhlasan pada diri insan saat melakukan penyinaran nasehat dalam pertolongan tanpa di bumbui sifat pamrih .. !?! ..

Sang matahari selalu bertindak tanpa pamrih, dan dia hanya mementingkan tujuan yang dicerminkan, bukan hanya sekedar hasil dari kenyataan jerih payah yang di curahkan. Dengan ini sang matahari akan bersinar makin terang bila makluk segenap alam bisa merasakan hasil yang di curahannya.

Ketika bumi berputar dan matahari menerangi jagad, cahaya terang menjadi berkah bagi seisi alam. Cahaya terang akan menjadi petunjuk dalam jalan kegelapan, agar makluk yang ada di bumi tak akan salah jalan dan tahu arah mana ynag akan ditempuh untuk kelangsungan hidupnya.
Pada dasarnya, Allah Yang Maha Kuasa tidak ingin dan tidak mau makhluk ciptaanNYA berjalan dalam kegelapan, tetapi mengapa banyak di antara mereka yang sengaja mencari serta suka rela memeluk kegelapan .. !?! …
Tidakkah diri insan berpikir, bahwa cahaya hati tak kalah pentingnya dari cahaya
Matahari .. !?! ..
Tidakkah diri insan merenung, kalau kenyamanan dan ketentraman dalam kehangatan hanya dapat di rasakan dengan sifat welas wasih .. !?! ..

Ketika hamparan bumi menjadi gelap karena sinar matahari terhalang rembulan, apakah diri insan merenungi arti semua ini .. !?! ..
Apakah diri insan bisa menjabarkan akan kejadian ini .. !?! ..
Hanya dengan kesadaran rasa dan kemurnian jiwa lah, insan akan mampu merumuskan kejadian yang menjadi symbol nyata, sifat tahu diri akan amanah yang di emban, akan membuat diri insan melangkah dengan ringan, tanpa dihantui beratnya beban yang menghempaskan kodrat sebagai makluk yang mengemban tugas nyata.

Bila hal ini sebagai kupasan yang bermakna dan terdapat pembelajran yang terpenting demi kelangsungan hidup segenap insan, tapi mengapa kebanyakan diri insan mengeluh disaat sang surya memancarkan cahayanya dengan menyengat .. !?! ..
Terkadang pula insan mengumpat dengan terik sang surya yang menerpanya .. !?! ..
Padahal bila direnungkan akan masa yang akan datang, dimana seluruh insan pindah ke alam yang seharusnya di tempati, dan merupakan batas tujuan yang pasti. Mereka akan didera oleh seribu teriknya matahari .. !?! ..
Bukankah para nasehat telah memberi ingat akan azab setiap dosa .. !?! ..