- Motivasi - "Cara terbaik untuk menghargai kejadian yang hadir menerpa, hanya dengan menikmatinya tanpa memiliki penilaian negatif" .. Pujangga Giras - Cak Dion's Lapendoz - Pujangga Giras

<< Hargai karya orang lain, "NO - PLAGIAT" >>

Rabu, 28 Agustus 2013

BATU PETUNJUK ALLAH YANG KEDELAPAN

BATU : Babakan Akhlak iku minongko Tuntunane Urip

Keharmonisan keindahan yang terjadi di bumi ciptaaanNYA, Allah begitu tepat menempatkan unsur batu di sekitar ciptaanNYA yang lain, hingga perpaduan yang di timbulkan akan terkesan terlihat indah dan gagah dengan sudut padang yang berbeda pula.
Tiada terpungkiri lagi, bila Sang Maha Pencipta termasuk arsitektur tercanggih yang menyelubungi kehidupan pada segenap makluk ciptaanNYA.

Tiada dapat di sela apa yang menjadi kehendakNYA, semua yang terwujud dalam pemandangan yang dirangkai, tetap menjadi kebanggaan dan juga merupakan sarana bagi insan untuk senantiasa bersyukur dengan apa yang insane lihat dan yang insan dapat.
Tapi mengapa pamandangan yang terlihat begitu kontras dan anggun itu di sia-siakan begitu saja oleh insan .. !?! ..
Entah mengapa kekokohan yang sudah di tempatkan begitu strategi pada akhirnya dirusak begitu saja .. !?! ..
Pernahkah insan berpikir dan merenung .. !?! ..
Kalau tanpa bebatuan yang dipancarkan menjadi pondasi, semua yang ada akan tergoyahkan .. !?! ..

Pernahkah insan mengupas akan pembelajaran tentang batu pada dirinya .. !?! ..
Sekeras-kerasnya bebatuan yang ada di alam nyata ini, justru lebih keras batu yang ada pada diri insan.
Kerasnya bebatuan di alam nyata, dengan mencurahkan cara dan akal sudah pasti akan dapat dihancurkan berkeping-keping, tapi kekerasan batu pada diri setiap insan, pasti membuthkan waktu yang lama untuk melunakan dan menghancurkan.

Kerasnya batu yang terdapat pada diri insan, itu sebenarnya juga amat berguna dan justru amat dibutuhkan untuk melangkahkan niat demi menggapai akan keinginan, dimana cahaya yang di timbulkan tidak akan menyimpang dengan apa yang di tetapkanNYA dan juga menjadi petunjukNYA.
Keteguhan diri itu merupakan kerasnya batu yang seharusnya di miliki oleh segenap insan, agar mereka tetap tegar disaat seberkas cobaan datang mendera. Dan tak tergoyahkan dari hempasan badai keinginan semu yang datang mempengaruhi.

Kekerasaan kehendak yang tak beralasan, itu justru condong merusak kaidah pemandangan yang sudah di gariskan, apalagi hanya sekedar menuruti keinginan semu yang melangkah atas kepentingan diri pribadi, tanpa ada pengupasan lagi yang menjadi wadah penyaringan dalam kesadaran.
Insan yang demikian yang mewujudkan kerasnya batu tidak pada tempatnya, padahal Sang Maha Pencipta sudah memberikan pembelajaran yang amat bermakna.

Ketika malapetaka datang menghampiri, membuat kemurkaan alam datang secara beruntun. Dan gunung pun ikut mengiringi dengan menunjukan kegagahannya, berbagai bebatuan dan unsur lain bermunculan mencari jalan, saat itulah para alim ulama bersujud memohon ampun. Dan kebanyakan insan bersedih dan menyesal akan tindakannya, merekapun terhenyak, menjerit dalam ketakutan.

Seolah-olah pertobatan mereka gelar, tapi ketika bencana telah berlalu mereka terlepas dari bencana, merekapun berangsur-angsur kembali pada tingkah laku yang menggiriskan.
Mereka telah melupakan apa yang baru saja membuat mereka ketakutan, merekapun kembali pada kecongkakannya, mereka tak segan-segan mengangkat kepala dengan syair kesombongannya, dan melupakan akan jalur akidah yang ada.

Batu dijadikan oleh Sang Maha Pencipta dengan perencangan yang amat mendetail, hal ini di maksudkan agar insan dapat mempergunakannya dengan sebaik-baiknya, dan dapat juga untuk melindungi diri dari keganasan alam yang sewaktu-waktu datang menghampiri.
Demikian juga batu (keteguhan iman) yang ada pada diri setiap insan, sudah seharusnya insan menjaga dan merawatnya dengan baik. Agar setiap insan senantiasa ingat, bahwa keteguhan iman harus dipegang sekuat mungkin, agar supaya iman tetap berdiri tegar serta tak akan pernah dapat dirubah dari posisinya.
Ketika iman runtuh akan hancurlah langkah hidup kedepan, laksana runtuhnya gunug batu yang menunjukkan kegagahannya.
Bila demikian, Apakah mata dan hati setiap insan telah berubah menjadi batu, buta
dan bisu tiada rasa .. !?! ..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar