MUHAMMAD SAW adalah sosok manusia yang begitu mulia. Beliau adalah seorang nabi sekaligus rasul. Jika kita memandang sosok Rasulullah dari sisi kenabian atau bahkan melihat beliau sebagai seorang Rasul Allah, maka dalam benak kita tidak akan pernah terpikir bahwa Rasulullah gemar bersenda gurau bersama para sahabat beliau.
Dalam pandangan orang-orang biasa, Rasulullah adalah manusia dengan tingkat ketaatan kepada Allah begitu tinggi dan kekhusyu'an dalam beribadah. Sehingga dalam benak kita beliau sangat jauh dari hal-hal yang bersifat duniawi, dalam hal ini adalah senda gurau.
Jika kita memandang beliau dari sisi kemanusiaan, tentu Rasulullah sama halnya dengan manusia lainnya yang tidak lepas dari kejenuhan ataupun kepenatan dalam menjalani kehidupan. Beliau juga butuh 'refresh' pikiran dengan bersenda gurau bersama para sahabat.
Akan tetapi, kita jangan pernah beranggapan bahwa Rasulullah dalam bercanda tidak mempunyai batasan-batasan tertentu atau bahkan kelewat batas. Beliau merupakan insan kamil (manusia sempurna) yang dari sisi lain tidak sama dengan manusia biasa. Beliau tidak berkata kecuali yang benar (jujur).
Dalam sebuah riwayat, dikatakan, "Sesungguhnya aku juga bercanda, namun aku tak mengatakan kecuali yang benar," (HR At-Thabrani).
Pada hakekatnya, bercanda itu dilarang atau tercela. Hanya kecil sekali yang di perbolehkan. Sebagaimana sabda Rasulullah berikut ini : "Janganlah kamu berbantahan dengan saudaramu dan janganlah kamu bersenda gurau dengannya" (HR. At-Tirmidzi). Memang benar adanya, jika berbantahan (adu mulut) akan merugikan dan menyebabkan sakit hati.
Akan tetapi, beda halnya dengan bercanda. Dalam kehidupan saat ini kita tak bisa lepas dari bercanda.
Dengan bercanda, justru akan terjalin keakraban. Asalkan tidak keterlaluan. Oleh karena itu, kita pun semestinya mencontoh Rasulullah. Gemar bercanda namun tetap dalam batasan tertentu, tidak berlebihan apalagi sampai menyinggung perasaan orang yang diajak bercanda atau pihak lain.
Bercanda yang dilarang agama ialah bercanda yang keterlaluan atau kelewat batas norma yang ada. Serta dilakukan secara terus terang. Karena, jika kebanyakan bercanda akan menyebabkan banyak tawa dan dikhawatirkan akan lepas kontrol dan justru akan menimbulkan kebencian serta menjatuhkan martabat diri dan kewibawa'an.
Dalam sebuah riwayat 'Abu Hurairah', bahwa para sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, sesungguhnya engkau bercanda dengan kami", maka Rasulullah bersabda, "Miskipun aku bercanda dengan kalian, sesungguhnya tidaklah aku berkata melainkan kebenaran".
Maka dari itu, sudah selayaknya bagi kita yang gemar bercanda tidak menghilangkan batasan-batasan atau rambu-rambu dalam bercanda. Berkatalah yang benar, meskipun bercanda. Dan jangan pernah menyakiti hati orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar